Timnas Indonesia Gagal Melaju Ke Semifinal AFF Cup 2012
Timnas Indonesia akhirnya harus menyerah 0-2 atas timnas Malaysia di stadion Bukit Djalil, Malaysia. Dengan ini berarti timnas Indonesia gagal melaju ke babak semifinal. 2 Gol tersebut dicetak Malaysia di babak pertama menit ke 27 oleh Azammuddin bin Mohd Akil dan menit ke 30 oleh Mahali Jasuli. Masuknya Andik pada menit ke 35 juga tidak banyak membantu, karena lawan sudah mengenal karakter permainan Andik. Saya sebenarnya heran, kenapa Pelatih Nil Maizar mau menggunakan cara bermain yang sama ketika menang 1-0 atas Singapura beberapa hari yang lalu, dimana Andik disimpan sebagai "super sub", mirip pepatah "Keledai pun tidak akan jatuh di lubang yang sama".Di babak ke dua, masuknya Tony Cussell dan Van Beukering, menambah jumlah pemain naturalisasi Belanda di kubu Indonesia, setelah sebelumnya sudah ada Raphael Mautimo dan Irfan bachdim. Timnas kali ini seolah ingin kembali ke era kejayaan "timnas Hindia Belanda" sewaktu tahun 1928-an. Pelatih rupanya lebih percaya kepada pemain "siap pakai" ketimbang pemain asli asal Indonesia. Padahal, kualitas dari pemain naturalisasi ini pun tidak spesial amat, karena hanya bermain di divisi 3 atau divisi amatir liga Belanda. Saya berandai-andai, apabila Diego Michiels tidak menjadi tersangka akibat kasus pemukulannya, pasti dia juga akan dimainkan sebagai bek kiri. Belum lagi kalau Cristian Gonzales, Victor igbonefo, dan beberapa pemain naturalisasi lain semua ikut dibawa, lengkaplah skuad "tentara bayaran" Indonesia.
Kebiasaan tim dalam bergantung kepada pemain asing, sebenarnya sudah mendarah daging dari level club (liga). Berhamburannya pemain asing dalam satu klub yang diizinkan hingga 5-6 orang itulah yang sebenarnya menghambat bibit-bibit muda kita muncul. Apalagi di barisan penyerang, rata-rata setiap klub ada 2-3 pemain striker asing. Akhirnya "buah" inilah yang di panen sekarang, dimana Indonesia hanya bisa menceploskan 3 gol sepanjang turnamen AFF Cup 2012 ini, dan tidak ada satu gol pun dari pemain berposisi striker.
Banyak juga yang beranggapan, kalau skud timnas kali ini memang "kurang dalam". Artinya, pelatih tidak punya pilihan/pelapis yang baik di semua lini. Tidak adanya pemain berpengalaman/punya caps banyak, seperti Firman Utina, Ahmad Bustomi, Hamka Hamzah, Syamsidar, dsb. Pemain yang ada sekarang rata-rata capsnya dibawah 10, dan itu sangat tidak baik apabila menghadapi turnamen-turnamen sarat gengsi seperti AFF Cup ini. Pemain-pemain tersebut, bukan karena tidak mau bergabung, tetapi karena tidak diizinkan untuk bergabung bersama timnas oleh klubnya masing-masing (saya rasa akibat diperintah oleh penguasa liga LSI, anda tahu kan siapa?) akibat dualisme kompetisi yang ada sekarang.
Timnas yang sekarang memang lagi sakit, dan itu tidak bisa ditutupi. Selama dualisme kompetisi ini tetap ada, kita tidak akan bisa menampilkan kekuatan timnas yang sesungguhnya. Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab? PSSI? KPSI? Saya rasa mungkin sebaiknya pemerintah segera campur tangan saja, agar timnas Indonesia segera dibekukan oleh FIFA untuk sementara waktu agar semua cooling down sejenak untuk berpikir positif dan BELAJAR UNTUK MENGALAH...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar